Cari bacaan niat qadha puasa? Artikel ini sajikan lafadz Arab, latin, arti, hukum, batas waktu, dan kesalahan yang harus dihindari.
1. Pendahuluan
Puasa Ramadhan adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar. Namun, ada kalanya seseorang tidak mampu menjalankannya karena uzur syar’i, seperti sakit, safar, haid, atau sebab lain. Maka, Islam memberi solusi dengan qadha puasa — mengganti hari yang tertinggal di luar Ramadhan.
Tapi jangan salah, qadha tidak sah tanpa niat. Sebab niat adalah ruh ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya...” (HR. Bukhari & Muslim).
Maka, memahami niat qadha puasa, hukum, tata cara, hingga dalilnya sangat penting agar ibadah ini sah dan bernilai pahala.
2. Dasar Hukum Puasa Qadha
Qadha puasa Ramadhan hukumnya wajib. Dasarnya ada dalam Al-Qur’an:
Artinya: (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 184).
Ayat ini tegas: siapa pun yang tidak berpuasa karena uzur, wajib mengganti di luar Ramadhan. Jadi, qadha bukan pilihan, tapi tanggung jawab ibadah yang harus segera ditunaikan.
3. Lafadz Niat Puasa Qadha
Berikut bacaan niat puasa qadha Ramadhan dalam bahasa Arab, latin, dan artinya:
Arab:
Latin:
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha’i fardhi Ramadhana lillahi ta‘ala.
Artinya:
“Aku niat berpuasa esok hari untuk mengganti kewajiban Ramadhan karena Allah Ta’ala.”
Tempatnya niat di dalam hati, adapun melafadzkannya hukumnya sunnah.
4. Waktu Niat Puasa Qadha
-
Menurut mayoritas ulama (jumhur): niat puasa wajib, termasuk qadha, harus dilakukan di malam hari sebelum fajar.
-
Menurut mazhab Hanafi: boleh berniat di siang hari, asal belum makan/minum sejak terbit fajar.
Namun, yang lebih hati-hati adalah berniat sebelum Subuh, agar ibadah tidak ragu.
5. Siapa yang Wajib Qadha Puasa – Kategori Uzur Syari
Orang-orang yang diwajibkan qadha puasa adalah mereka yang meninggalkan puasa Ramadhan karena:
-
Sakit.
-
Safar (perjalanan jauh).
-
Wanita haid dan nifas.
-
Ibu hamil atau menyusui dengan alasan khawatir diri atau bayi.
-
Orang tua renta yang masih mampu, meski berat.
Catatan penting: orang yang sudah tidak mampu selamanya (misal jompo parah) tidak qadha, tapi wajib fidyah.
6. Batas Waktu Qadha Puasa dan Larangan Tertentu
-
Batas waktu: Qadha bisa dilakukan kapan saja sebelum Ramadhan berikutnya. Tapi menunda tanpa alasan sampai masuk Ramadhan lagi adalah dosa, dan menurut sebagian ulama harus ditambah fidyah.
-
Hari larangan puasa: Tidak boleh qadha di dua hari raya (Idul Fitri & Idul Adha) dan hari-hari tasyrik (11–13 Dzulhijjah).
7. Perbedaan Qadha, Fidyah, dan Kafarah
-
Qadha: mengganti puasa di hari lain karena uzur.
-
Fidyah: membayar dengan memberi makan orang miskin (untuk yang tidak mampu berpuasa selamanya).
-
Kafarah: denda berat karena melanggar puasa Ramadhan dengan sengaja (misalnya makan/minum tanpa uzur).
Dengan memahami bedanya, umat tidak salah langkah.
8. Tata Cara Qadha Puasa yang Benar dan Praktis
-
Tentukan hari qadha sesuai jumlah hutang puasa.
-
Niat sebelum Subuh.
-
Jalankan puasa seperti biasa (menahan diri dari makan, minum, dan hal pembatal puasa).
-
Jaga adab puasa: lidah, mata, telinga, dan hati dari maksiat.
-
Tutup dengan doa dan syukur.
Prinsipnya sama dengan puasa Ramadhan, hanya beda pada statusnya: qadha mengganti hutang.
9. Dalil-dalil tentang Qadha Puasa dari Al-Qur’an dan Hadis
Selain QS. Al-Baqarah:184, ada juga hadis. Dari Abu Salamah, ia mendengar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,
“Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, no. 1950; Muslim, no. 1146)
Hadis ini menunjukkan bolehnya menunda qadha hingga menjelang Ramadhan berikutnya, tapi tetap harus ditunaikan sebelum datang Ramadhan.
10. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Qadha Puasa
-
Tidak menghitung jumlah hutang dengan jelas.
-
Sengaja menunda hingga Ramadhan berikutnya.
-
Salah niat (hanya niat puasa sunnah, bukan qadha).
-
Berpuasa di hari yang dilarang.
Cara menghindarinya: catat jumlah hutang, segera qadha, luruskan niat, dan pahami aturan syar’i.
11. Tips Praktis Melunasi Hutang Puasa dengan Ringan dan Konsisten
-
Catat hutang puasa di buku/HP.
-
Cicil sedikit demi sedikit, misalnya puasa Senin-Kamis.
-
Ajak teman/keluarga agar lebih semangat.
-
Niatkan sebagai ibadah, bukan beban.
-
Doa minta kelapangan dari Allah agar dimudahkan.
Seperti santri, kalau hutang setor hafalan dikejar bareng teman, biasanya lebih cepat lunas.
12. Kesimpulan dan Motivasi Menunaikan Qadha Puasa
Qadha puasa adalah hutang kepada Allah yang wajib dilunasi. Menunda-nunda hanya akan menambah berat.
Ingatlah, melunasi hutang puasa bukan sekadar mengganti yang hilang, tapi juga peluang menambah pahala.
Kata santri:
“Sing jenenge utang kudu dilunasi. Yen utange karo Gusti Allah, ojo mung dilunasi, nanging kudu nganggo ati ikhlas, ben dadi barokah.”
Maka, jangan tunda lagi. Hitung hutang puasamu, niatkan dengan ikhlas, lalu mulai qadha dari sekarang. InsyaAllah Allah mudahkan, dan setiap langkahmu akan jadi cahaya di akhirat. Wallahu a'lam bish shawab" (والله أعلم بالصواب)
Baca Juga | Biaya dan Jadwal Paket Umroh Murah 9 Hari 2024 - 2025
Posting Komentar